Menghadapi Fenomena Media Baru dalam Industri Media dan Masyarakat

 Penulis ; Ahmad Fadlan Azizi (2006015133)



Media baru atau new Media merupakan salah satu hasil dari perkembangan teknologi yang baru berkembang seiring dengan adanya perkembangan internet. Perkembangan Media baru atau New Media juga menyebabkan beberapa perkembangan dalam industri salah satunya Media massa. Seiring dengan perkembangan teknologi yang begitu pesat Media Massa kini beralih menjadi Media massa serba online dengan kemudahan dalam mengakses serta mencari berita merupakan salah satu keuntungan yang dihasilkan dari perkembangan Media massa online.

Seperti yang diungkapkan oleh Taufan Hariyadi, Fenomena Media Baru ini menyebabkan beberapa hal yakni Koevolusi, Konvergensi, dan kompleksitas.

Pada Media baru, Koevolusi terjadi dalam merubah suatu sistem lama menjadi tantangan sistem baru yang dapat menimbulkan suatu budaya baru, dalam hal ini budaya membaca bentuk tulisan cetak berubah menjadi budaya Scrolling lewat sosial media.

Konvergensi sendiri merupakan penggabungan atau persilangan dia bentuk komunikasi yang membentuk satu entitas baru, dalam Media baru sendiri konvergensi dilakukan untuk menjawab berbagai tantangan permasalahan dan kecepatan dalam menyajikan Media massa secara online, oleh karena itu konvergensi dapat kita lihat dengan adanya kebutuhan Jurnalis masa kini yang diharuskan Multi platform, Multimedia, dan multi Konten.

Media baru juga menyebabkan kompleksitas dalam Media massa, kompleksitas dalam hal ini kebingungan yang terjadi ditengah masyarakat. Media Massa secara online mengalami kompleksitas dalam hal kebenaran pemberitaan, kurangnya pemahaman jurnalis serta tidak adanya ruang pembatas, banyak berita berita berbasis online yang melakukan pelanggaran kode etik jurnalistik, mulai dari penyebaran berita Hoaks, Perlindungan terhadap korban serta lainnya.

Dibalik beberapa hal yang timbul dari fenomena Media baru ini, dapat dimanfaatkan secara baik. Salah satunya dengan adanya Media baru ini dapat menjadi peluang bagi para industri untuk mendapatkan segmen pasar. Hal ini juga dikemukakan oleh Pengamat Media Sosial Felani Galih Prabawa, seperti yang dilansir dalam okezone.com

 "Teknologi inklusif menjadi cikal bakal terjadinya fenomena hari ini, di mana segmen pasar yang sulit diraih saat ini mudah sekali diraih," kata Galih saat menjadi pembicara di webinar Partai Perindo bertajuk 'Besarnya Animo Menjadi Youtuber: Bisakah Menjadi Profesi Baru?'  Jumat (23/12/2022).

 Selain itu, Galih menambahkan teknologi inklusif new media membuat masyarakat saat ini bisa mengakses informasi dari mana dan kapan saja.

 Hadirnya new media jelas berbeda dengan tempo dulu, ini ketika masyarakat ingin menonton televisi harus menunggu siaran pada pukul 20.00 sesuai jadwal acara televisi. Jika ketinggalan waktu, acara televisi tidak bisa ditonton.

"Sekarang banyak informasi dimuat di beberapa platform digital dan itu sangat timeless. Orang-orang bisa nonton kapan saja. Ketika kita bosen dengan konten satu jam, kita bisa pause dulu dan bisa nonton satu jam kemudian,"pungkasnya


Selain itu, pengunaan Media Baru di Indonesia mengalami peningkatan. Berdasarkan data yang dirilis We Are Social menyebutkan total populasi Indonesia 276,4 juta, di mana 49,7 persen perempuan dan 50,3% pria pada Januari 2023. Jika dilihat dari pengguna internet, penduduk Indonesia yang berselancar di dunia maya itu ada 212,9 juta pengguna yang mana itu mengalami kenaikan 5,2% atau 10 juta dari 2022. Dari data tersebut, itu artinya, ada sekitar 64 juta orang Indonesia yang sampai saat ini belum tersentuh internet sekalipun.

Hal ini berarti bahwa pemanfaatan media baru ini dapat kita lihat secara baik jika adanya pengawasan serta jika melakukannya dengan baik dan benar. Selain itu, perlunya edukasi masyarakat dalam menghadapi fenomena Media Baru ini diperlukan agar tidak terjadinya kesalahan dalam penggunaan Media baru.


Posting Komentar

0 Komentar