Kapolri dan Panglima TNI Nobar Wayang Kulit di Mabes Polri

 

Jakarta - Dalam sebuah peristiwa yang tidak lazim, Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) dan Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) memilih untuk menikmati hiburan budaya tradisional dengan menyelenggarakan nobar (nonton bareng) wayang kulit di Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia (Mabes Polri). Acara tersebut berlangsung pada hari Kamis malam kemarin dan menjadi sorotan publik.

Kapolri, Jenderal Polisi Drs. Listyo Sigit Prabowo, dan Panglima TNI, Laksamana TNI Siwi Sukma Adji, diketahui telah menginisiasi acara ini sebagai bagian dari upaya untuk mempererat hubungan dan menjalin kerjasama antara Polri dan TNI. Mereka berdua bersama para jenderal tinggi dari kedua institusi ini mengundang anggota Polri dan TNI serta perwakilan dari berbagai instansi pemerintah untuk hadir dalam nobar yang diadakan di aula utama Mabes Polri. Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan Panglima TNI Laksamana Yudo Margono dan Wakil Kapolri Pol. Agus Andrianto, SDM Polri, Dedi dan jajaran kunci Mabes Polri hadir menyaksikan pertunjukan wayang kulit Wahyu Cakraningra. Pagelaran wayang golek tersebut digelar dalam rangka Hari Bhayangkara Tepat ke-77. Sigit bercerita tentang makna wayang kulit Wahyu Cakraningrat.

Menurutnya, pagelaran wayang kali ini merupakan simbol bagaimana pemimpin memperebutkan Wahyu Cakraningrat," kata Sigit. "Karena Wahyu Cakraningrat adalah wahyu yang diberikan kepada pemimpin," kata Sigit kepada dpr-com, Jumat (7/7/2023) di Lapangan Bhayangkara Mapolres Jakarta Selatan. Sigit mengatakan dengan tema wayang golek ini bisa menginspirasi dan menjadi harapan semua orang agar pemimpin pada akhirnya mengerti dan mendengar suara rakyat. "Karena memimpin rakyat, tentu dia harus mengerti dan mendengar apa suara rakyat. Dia harus dekat dengan rakyat," kata Sigit. “Untuk kita menuju Indonesia yang lebih baik, filosofi tersebut kita harapkan dapat membentuk semangat bersama untuk mewujudkan pergerakan Indonesia menuju visi Indonesia Emas 2045,” ujar Sigit. Perlu diketahui, acara wayang ini dihadiri oleh TNI-Polri dan seluruh elemen masyarakat, dan disaksikan oleh seluruh Polda Polri beserta jajarannya di seluruh Indonesia, di satu tempat, Sigit menyampaikan amanat presiden. dari Republik Indonesia. ,

Joko Widodo (Jokowi), yaitu tentang sinergi dan kekuatan seluruh elemen bangsa untuk menyelenggarakan pemilu yang aman dan damai di tahun 2024,” kata Sigit. Kita kuatkan sinerginya, semakin kita kuatkan dengan kehadiran dalang, ada yang dari TNI, Polri, kemudian ada juga dalang mewakili Mahkamah Agung dan dalang profesional, Bayu Aji, namanya menurut saya. . sangat bagus tahu,” kata Sigit. Sigit menjelaskan, kehadiran unsur TNI-Polri dan masyarakat dalam pementasan wayang kulit ini menunjukkan sinergi dan kepastian telah tercipta untuk menjaga dan menjaga nilai-nilai persatuan dan kesatuan negara yang satu. Republik Indonesia (NKRI). Selain seluruh masyarakat dan mitra hadir dan menyaksikan, hal ini tentunya juga menunjukkan apa yang disebut dengan sinergitas dengan seluruh pemangku kepentingan dan juga bagaimana menciptakan kedekatan yang harus terus kita dorong, bahwa terselenggaranya pemilu damai Polri-TNI dan seluruh pemangku kepentingan yang relevan juga harus dekat dengan masyarakat,

Dalam suasana yang penuh keakraban dan kebersamaan, para tamu yang hadir menikmati pertunjukan wayang kulit yang dipentaskan oleh dalang terkenal dari Jawa Timur, Ki Manteb Soedharsono. Pertunjukan ini menghadirkan kisah-kisah klasik Ramayana dan Mahabharata, yang disajikan dengan penuh detail dan keahlian oleh dalang yang berpengalaman.

Acara nobar wayang kulit ini menunjukkan semangat kebersamaan dan rasa persaudaraan antara Polri dan TNI, serta memberikan ruang untuk para petinggi militer dan kepolisian untuk bersantai dan menikmati sisi kebudayaan Indonesia. Kapolri dan Panglima TNI berharap bahwa melalui acara semacam ini, kerja sama antara kedua institusi dapat semakin ditingkatkan, sehingga keamanan dan stabilitas negara dapat terjaga dengan lebih baik.

Selain itu, kehadiran Kapolri dan Panglima TNI dalam nobar wayang kulit ini juga diharapkan dapat memberikan contoh bagi seluruh anggota Polri dan TNI untuk tetap menjaga dan menghargai budaya Indonesia, serta menjunjung tinggi nilai-nilai kebangsaan dalam setiap aspek kehidupan mereka. Acara nobar wayang kulit di Mabes Polri ini menjadi bukti nyata bahwa para pemimpin tertinggi di lingkungan militer dan kepolisian juga memiliki minat terhadap seni dan budaya Indonesia. Diharapkan, kegiatan semacam ini akan terus diadakan sebagai salah satu upaya untuk mempererat persatuan dan kesatuan bangsa, serta menjaga kelestarian warisan budaya Indonesia yang kaya dan beragam.

 

 

Posting Komentar

0 Komentar